Kabupaten Serang, MMC.com – Basarnas Banten menggelar Rapat kordinasi (RAKOR) penyusunan rencana kordinasi potigenci penanganan bencana di zona megathrust, pada hari Rabu, 16-06-2021 bertempat di hotel Forbis Kabupaten Serang.
M. Zaenal Arifin S.Pd selaku kepala kantor Basarnas Banten saat di wawancarai menjelaskan “Kita ketahui bersama bahwa di Banten ini termasuk salah satu area daerah yang di lewati oleh zona megathrust, jadi ada potensi yang bisa terjadi dan itu tentunya sangat kompleks, “kata Zaenal.
Karena berbicara megathrust ini banyak unsur, kita liat ini dari sisi gempa bumi yang membawa dampak bukan hanya terkait dengan tsunami saja, tetapi kemungkinkan dapat meruntuhkan gedung-gedung tertentu, kemudian bisa mengakibatkan susunan industri yang coleb dan daerah lain yang memang pengaruh nya sangat besar, hingga pentingnya kita menyusun satu rencana untuk suatu tindakan bagaimana agar itu tidak terjadi, “jelasnya.
Setidaknya kita bisa mengantisipasi siapa dan berbuat apanya, nanti disana ada semua unsur dari perwakilan pemerintah daerah, pemerintah provinsi dan lembaga-lembaga lainya, “tambahnya.
Jadi yang jelas kalo berbicara bencana server nya itu ada di BPBD kota dan provinsi dan untuk yang mempunyai data potensi gempa tersendiri itu ada di BMKG, karena BMKG yang memiliki data tersebut, “ujar Zaenal.
Masih lanjutan Zaenal, Untuk daerah zona lempengan ring of fire megathrust paling rawan itu berada di daerah perairan Selatan Banten.
Kita berharap bisa menyusun potigenci supaya kita bisa mengetahui apa yang kita perbuat pada saat terjadi kejadian, contohnya: kita mengundang PUPR, karena bisa jadi akibat dari gempa, longsong dan jalan tertutup, nahh itu PUPR yang mempunyai peran untuk membuka akses untuk mengevakuasi, dengan alat berat yang dimilikinya, “tuturnya.
Dan TNI-POLRI mempunyai armada tranportasi khusus dan personil-personil untuk mengevakuasi korban saat terjadi bencana.
Berhubungan dengan komunikasi kami menggandeng dari bantuan komunikasi salah satunya SENKOM dan RAPI, itu bantuan komunikasi yang bisa kita harapkan jika terjadi kesulitan untuk berkomunikasi, karena frekuensi itu berbeda-beda, “ucapnya.
Simulasi ini biasanya setelah RENKON ini terjadi rencana kontinjensi dijadikan, lalu kita susun menjadi draf, kalo sudah di sepakati dan di tandatangani bersama baru kita uji, “jelasnya saat di wawancarai.
“Di tempat yang sama, Heru A.B sebagai kasubsi OPS dan siaga kantor SAR Banten saat di wawancarai mengutarakan “kita berharap kita punya suatu rancangan untuk memenuhi pedoman dari bencana Megathrust terutama di cluster atau di tahap tanggap darurat.
“dari hasil kesepakatan selama kegiatan ini yang kita laksanakan ini Alhamdulillah dari teman-teman stakeholder sudah satu visi dan misi pada saat di tahap tanggap darurat di bidang pencarian pertolongan Operasi SAR itu sudah sesuai undang-undang no 29 tahun 2014 tentang pencari pertolongan dan undang-undang no 24 tahun 2007 tentang bencana, “ucapnya.
“Kita dari Basarnas berharap buku pedoman pencarian dan pertolongan operasi SAR di tahap bencana megathrust ini secepatnya bisa selesai.
“Berdasarkan BMKG itu untuk tingkat kedaruratan itu ada 4 fase untuk di bencana megathrust ini, “tutupnya.
Acara tersebut di hadiri dari berbagai elemen, ada dari TNI-POLRI, Pemerintahan, zona industri, potensi-potensi radio, dan lainya.
(YL)