Menaramercusuar.com Tanggamus
Sejumlah anggota masyarakat Pekon Teba masih tetap setia menjalankan profesi sebagai petani, baik sebagai pemilik lahan maupun petani penggarap.
Itu sebabnya air menjadi hal penting untuk irigasi, terutama para petani yang menanam padi. Sementara tanaman palawija hanya membutuhkan air secukupnya.
Di Pekon Teba yang terletak tak jauh dari Gunung Tanggamus itu air mengalir cukup berlimpah.
“Air yang ada di pekon Teba ini mengalir cukup deras. Hanya saja pada titik-titik tertentu saluran air tertutup berbagai tanaman yang tumbuh liar di bantaran sungai, sehingga agak menghambat aliran air. Tapi itu pun tidak banyak,” ujar salah seorang tokoh masyarakat Pekon Teba Suhaidi yang juga memiliki sawah yang ditanami padi dan palawija yang ditemui pada saat menelusuri sungai dan aliran air di Pekon Teba, beberapa waktu lalu.
Petani lain, Rikawansyah (40) pun membenarkan pernyataan Suhaidi.
“Sekarang yang perlu dilakukan adalah menjaga, merawat, dan rutin membersihkan saluran air agar dapat terus mengalir lancar ke sawah-sawah penduduk di pekon Teba. Dengan demikian semua petani dapat memanfaatkan air secara merata,” ujar Rikawansyah.
Terpisah, Stakeholder Relations Manager, Abdul Manaf, menjelaskan pabrik Aqua mendukung suplai air untuk kehidupan masyarakat sehari-hari.
“Sejak 2017 sumber air di pabrik Aqua Tanggamus ini mengalirkan air bersih itu selain untuk irigasi, juga dialirkan ke 165 rumah di Pekon Teba untuk pemenuhan kebutuhan air bersih sehari-hari,” ujar dia.
Senior External Relations Area Sumatra, Wirnos, menambahkan air yang dimanfaatkan Aqua itu berasal dari lapisan tanah dalam yang terlindungi lapisan kedap (confined aquifer) sehingga tidak berhubungan dengan air permukaan yang biasanya digunakan masyarakat untuk irigasi atau untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, seperti mandi, mencuci, dan sebagainya.
“Pihak pabrik terus melakukan perlindungan sumber air, baik yang ada di pabrik maupun di masyarakat. Proses pelestarian lingkungan yang dilakukan Aqua di Tanggamus dimulai sejak pabrik mulai dibangun. Berbagai kegiatan sosial dan lingkungan dijalankan sejak 2014 dan dilanjutkan hingga saat ini,” jelas dia.
Selain itu, pihaknya juga aktif melakukan penanaman 11.329 pohon di Kaki Gunung Tanggamus, pembuatan 1.085 lubang biopori, pembuatan 134 lubang rorak.
“Program-program tersebut dilakukan secara berkelanjutan, bekerja sama dengan berbagai pihak dan melibatkan masyarakat,” kata dia.*(Buyung)